Selasa, 19 Oktober 2010

Seni Lukis Transforma [ self ] "Ritus, garis, ruang"

Ritus, garis, ruang menjadi salah satu penanda dalam lukisan-lukisan Widi S Martodiharjo. Semua lukisan dengan teknik drawing menggunakan media kertas khusus ini dikemas dalam pameran tunggal kedua beliau dengan tajuk “Transforma [Self]” di Esp’ Art Gallery, CCF Bandung, Jalan Purnawarman 32, mulai 11-21 oktober 2010.
Widi S. Martodiharjo, lahir dan dibesarkan dikota Bandung, yang dikenal Paris Van Java. Beliau lulusan dari Desaign Komunikasi Visual, Universitas Pasundan Bandung.
Artodiharjo bermula berkarir menjadi Fotografer perhiasan dan sehari-hari juga menyelesaikan beberapa objek-objek lukisan  dan menjadi desaign grafis sebagai pembuat tampilan dan illustrator di berbagai majalah.
Sepak terjang beliau dimulai sejak artodiharjo hijrah ke bali pada tahun 2005, dan kemudian merupakan periode waktunya beliau untuk mengeksperimenkan semua hasil karya seni nya di Bali.Karena Bali merupakan bagian pusat dari hasil karya seni,khususnya lukisan.Obsesi beliau untuk memiliki Konsep yang berbeda di garis besar dari sebuat seni dan lebih meng’explore’ observsi beliau bahwa sebuah Garis memiliki makna dan menjelaskan kemampuan disetiap lukisan nya”.
Pilihan medium dengan bahan kertas menguatkan konsep kekaryaanya ditengah situasi pasar seni rupa kontemporer Indonesia yang sudah surut akibat dari seleksi alam. Meski karya dari Artodiharjo ini acceptable di galeri-galeri komersil yang ada di Jakarta dan Bandung, namun beliau malah membuktikan bahwa resepsi public luar negri cukup menjadi motivator Widi dalam memilih medium kertas (Arcalyc).
Kenapa harus memilih media kertas? Widi memang tidak lantas meninggalkan media kanvas.sesekali juga beliau menerima orderan dengan media kanvas.namun mengelolah medium kertas bagi widi membutuhkan kemampuan teknis yang tidak instant. Juga material yang sederhana yaitu kertas cokelat, ballpoint/pulpen, serta tinta Arcalyc lainya yaitu sesuatu barang yang banyak dipakai dan fungsi nya kurang maksimal.
Widi, dalam pameran tunggalnya kali ini secara politis juga dapat dikatakan sebagai sebuah pernyataan sikap sekaligus menuangkan kegelisahannya sebagai perupa Indonesia terhadap perkembangan seni rupa Indonesia saat ini yang seragam dan nyaris tidak berkembang.
Lukisan-lukisan Widi memiliki benang merah yaitu “God,Man and Nature”. Dimana garis dari Ballpoint, komposisi biadang, warna dan layar belakang warna coklat menguatkan metaforma Widi sebagai Man (dunia pikiran) diantara God (dunia atas) dan Nature (dunia tengah).
Bagi Widi karya seni merupakan cermin diri dan membutuhkan kejujuran.dan jawaban setiap lukisan Widi adalah  dari apresiasi atau imajinasi pengunjung.

beberapa lukisan yang dipamerkan oleh Widi S. Martodiharjo :




ROTASI #2
Ukuran : 120 x 45 cm x 5 panel
Media : aclyric, bollpoint, on paper
Tahun : 2008








MEMBUKA

Ukuran : 120 x 90 cm
Media : aclyric, bollpoint, on paper
Tahun : 2008




ROTASI #1
Ukuran : 120 x 45 cm x 5 panel
Media : aclyric, bollpoint, on paper
Tahun : 2008






EESENSI
Ukuran : 120 x 90 cm 
Media : aclyric, bollpoint, on paper
Tahun : 2008



Oleh Nico S

1 komentar: